Pekanbaru-Himpunan Mahasiswa IAT (Ilmu Al-Quran dan Tafsir ) Kembali menyelenggarakan seminar moderasi beragama . Pada ( Jumat, 31 Mei 2024) dengan tema “Peran Agama dalam Pembentukan Karakter Individual dan Sosial”. Bertempat di Gedung Islamic Center Uin Suska Riau. Yang menghadirkan dua pemateri yaitu: Dr. Rian Vebrianto, M.E.D dan Imam Hanafi S.Pd. MA. Tidak hanya itu, acara seminar moderasi ini juga dihadiri Agus Firdaus Candra Lc. Ma, ( Ketua Program Studi Ilmu AlQuran dan Tafsir) yang berkomitmen pada penerapan moderasi beragama di semua lapisan masyarakat, termasuk lingkungan kampus. Seminar juga diikuti oleh seluruh warga akademika Uin Suska Riau.
“Moderasi beragama sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing di prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’ an yang membahas tentang moderat. Kita melihat bahwa banyak masyarakat yang mulai anti kepada acara-acara negeri. Maka adanya acara ini ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa didalam agama juga terdapat hal-hal yang berbicara tentang moderat,”ujar Agus Firdaus dihadapan civitas akademika Uin Suska dalam pembukaan acara seminar Riau, ( Jumat, 31 Mei 2024).
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk toleransi dari berbagai agama yang menggambarkan keberagaman agama yang ada di Indonesia. Dan keberagaman Indonesia sudah disimbolkan dengan Bhineka Tunggal Ika yang bermakna berbeda-beda tapi tetap satu.
“Potensi perpecahan sejatinya akibat dari fanatiknya kita ketika mendengar beritsa yang tidak jelas kevalid-annya. Karena terkadang apa yang kita baca dan yang kita dengar tidak sesuai dengan realitas yanga ada. Kita harus dapat memahami bahwa dari sebuah pola pikir, perilaku, pada dasarnya memiliki padangan yang berbeda-beda. Misal dari segi pakaian, ketika kita melihat ada seorang wanita yang menutup aurat, kita harus menghargai penampilannya. Mungkin kita berbeda agama, tapi kita sama dalam nilai kemanusiaan.” Ungkap Dr. Risn Febriyanto pada Jumat 31 Mei 2024 dalam penyampaian materi pertama seminar moderasi beragama.
“Ada yang mengatakan Moderasi beragama itu memperdangkal agama dengan alasan toleransi. Ada yang mengatakan bahwa moderasi itu adalah proyek barat yang menyebabkan umat islam bermudah-mudah dalam agama. Maka dari itu dari latar belakang ini pemerintah menjadi kan moderasi sebagai pilar untuk menghadapi tiga kasus yaitu:
1. Munculnya gejala beragama kaku.
2. Ada upaya atau bagian dari umat islam yang ingin mengganti ideologi pancasila dengan ideologi salah satu agama.
3. Munculnya ketidakharmonisan antara budaya dan agama.
Nah adanya 3 hal ini membuat pemerintah menjadikan moderasi beragama menjadi pilar karena Islam itu sangat moderat.
Cara beragama kita mungkin dipengaruhi oleh banyak hal. Bukan agamanya tapi cara beragamanya.. maka dalam moderasi beragama kita tidak boleh berada di tengah-tengah . Karena terkadang kita akan lebih condong ke satu arah. Ada kalanya kita kontekstual ada kalanya kita tekstual. Misal dalam sholat kita bisa membaca surah albaqarah hingga selesai. Tapi , ketika menjadi imam sholat jamaah kita harus melihat kondisi jamaah. Dan pada kondisi ini kita harus memilih sikap yang tidak Boleh memilih jalan tengah .
Kita harus radikal atau keras kepada diri kita dalam hal agama. Tetapi ketika keluar dan bersosial maka kita harus lembut dan toleransi intah menjadikan moderasi beragama menjadi pilar.” Ujar Imam Hanafi S.pd.Ma dalam pemaparan materi kedua pada ( Siang, Jumat 31 Mei 2024). (FH)