Kurangnya Karakter dan Mental Pemuda di Era Digitalisasi ini, HMPS IAT Mengadakan Diskusi Interaktif Kemerdekaan dan Turut Mengundang Narasumber Ketua BEM KM UGM serta Mahasiswa IAT


Pekanbaru – HMPS IAT UIN SUSKA RIAU mengadakan Diskusi Interaktif Kemerdekaan HMPS IAT UIN Suska Riau melalui Platform Zoom Meeting dengan tema “Membangun Mental Serta Karakter Pemuda Bangsa di Era Digitalisasi ” pada Minggu, 20 Agustus 2023, Diskusi Interaktif Kemerdekaan HMPS IAT UIN Suska ini dimulai pada pukul 13.05 WIB yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan dilanjutkan dengan Kata Sambutan dari Heru, selaku ketua pelaksana, Mhd Hadi Wahyudi, selaku PJ Ketua HMPS IAT dan sambutan dari Ustadz Agus Firdaus Chandra, L.C., M.A selaku Ketua Prodi IAT, beliau menyampaikan bahwasannya: Transisi dari gen Y kepada gen Z telah melahirkan beberapa karakter. Era Digitalisasi memberikan kemudahan yang instan tapi disisi lain juga meninggalkan catatan-catatan tersendiri sehingga mental-mental pemuda saat ini sedikit lebih lunak daripada biasanya. Tentunya dengan momen Kemerdekaan ini kita coba kembali mengingat apa makna kemerdekaa

Merdeka berasal dari bahasa Jawa yaitu mardika, yang pada awalnya berarti bebas pajak. Dan merdeka juga berasal dari bahasa Sanskerta yaitu maharddhika yang berarti sangat bijaksana, sangat kuat, dan sangat kaya.

Dan beliau berharap dengan diskusi tersebut dapat memberikan inspirasi atau stimulan bagaimana menjadi seorang yang sangat bijaksana, sangat kuat, dan sangat kaya. Karena bagaimana pun wisdom, power, realness adalah 3 ciri kunci yang menjadikan kita orang yang benar-benar merdeka.

Beliau juga memberikan catatan bahwasanya merdeka tidak sama dengan kebebasan.

Tidak lupa pula melihat beberapa profil utama dalam Islam, bagaimana mereka mencintai tanah air. Dapat kita lihat doa Nabi Ibrahim As, yang tertulis dalam QS Al Baqarah ayat 126. Nabi Ibrahim berdoa agar daerah yang ia tempati yaitu Mekkah menjadi daerah yang aminan.

Maka dengan rasa cinta tanah terhadap tanah air kita mampu memikirkan bagaimana mental dan karakter pemuda bangsa sehingga mampu memecahkan problematika di era digitalisasi.

Dan sebagai penutup beliau mengatakan bahwa ini hanya kata pembuka dan mudah-mudahan dapat mentrigger dan menghangatkan diskusi pada siang hari ini.

Maka selasai sudah kata sambutan dari bapak Agus Firdaus Chandra , sebagai kepala program studi ilmu Al Qur’an dan tafsir, juga sebagai penanda di mulai nya materi pada siang hari ini.

“Membangun mental serta karakter pemuda bangsa di era digitalisasi”

Muhammad Haqqul Amri

Karakter adalah kebiasaan-kebiasaan yang terus dilakukan dan melekat pada diri seseorang serta menjadi identitas seseorang itu.
Sedangkan digitalisasi atau digital, atau yang lebih kita fokuskan pada smartphone, adalah suatu media yang memberikan kemudahan-kemudahan dan bersifat instan. Akan tetapi digitalisasi juga memberikan dua dampak yang cukup dahsyat, yakni dampak yang positif juga negatif. Dampak positif dari perkembangan teknologi tersebut memberikan berupa kemudahan-kemudahan dari berbagai sudut. Sedang dampak negatif nya berkaitan dengan mental healt.
Lalu apa kaitan antara karakter dengan era digitalisasi?

Setiap zaman, permasalahan generasi itu berbeda, maka permasalahan yang didapati pemuda masa kini adalah permasalahan mental healt, yang sekarang lebih dikenal dengan istilah fomo.
Fomo adalah kecemasan ketika kehilangan momen atau informasi. Fomo menjadikan seseorang tidak fokus dan tidak produktif.

Indonesia memiliki visi menjadi generasi emas 2024, lalu misi apa yang perlu dilakukan agar visi tersebut tercapai?

Nah, terdapat 3 karakter penting untuk membangun generasi emas 2024, yakni disiplin, kerja keras, dan bertanggung jawab. Lalu kita yang menentukan, akankah kita menjadi bagian dari generasi emas tersebut? atau malah sebaliknya?

Diakhir, beliau menyampaikan tentang penyesalan dari buku milik Robin Sharma

PENYESALAN MANUSIA

Pada hari terakhirmu, kau belum pernah merasakan kekuatan alami yang menjadikanmu mampu berkarya Istimewa dan mencapai hal-hal hebat.

Hari terakhirmu penuh kepedihan karena kau sadar tak pernah mengambil resiko berat, sehingga tidak pernah memperoleh imbalan dahsyat


Pada hari terakhir, kau sadar telah kehilangan kesempatan untuk menyerap secuil keahlian karena kau percaya dirimu harus puas menjadi orang biasa saja.

Pada hari terakhir kau kecewa, karena tidak pernah mempelajari keahlian mengubah kemalangan menjadi kemenangan dan mencapai keberhasilan

Pada hari terakhir, kau menghadapi fakta, bahwa kau tak pernah menyadari kecakapanmu atau menjadi sosok istimewa yang sudah digariskan sejak lahir

Pada hari terakhirmu, ternyata sebenarnya kau mampu jadi pemimpin dan meninggalkan dunia ini dalam keadaan leah baik, tetapi kau menolak menerima misi itu karena terlalu takut, jadi kau gagal, dan menyia-nyiakan hidup.

“Orang yang takut gagal sama dengan orang yang takut sukses “
-Muhammad Haqqul Amri

Gilbran Muhammad Nur

Humanisme yaitu artinya paham yang berfokus pada manusia di bandingkan dengan kesejahteraan makhluk lain adapun kata liberal melakukan apa menurutmu yang paling benar.

Salah satu dari produk liberal adalah demokrasi
Seorang filsuf Yunani yang bernama soprates iya menyamakan demokrasi itu adalah sistem politik yang isinya itu adalah pemimpin yang mengandalkan kebebasan yang tidak di perlukan.

Demokrasi Barat terbagi menjadi 3 bagian yaitu, jauh dari musyawarah, mengutamakan jumlah, one Man one vote

“Pengalaman adalah sumber kebijakan”
-Gilbran Muhammad Nur-

Alhamdulillah telah selesai materi diskusi kita, ujar yahya sebagai moderator.
Ia berharap semoga saja apa yang telah di Sampaikan oleh pemateri dan apa yang telah kita diskusikan pada siang ini bisa membawa kita menjadi pemuda yang berkarakter dan bisa mewujud generasi emas Indonesia tahun 2045.

Penulis : Citra Indriani, Rafi Mulyawan dan Umro Lania Hasibuan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *